Petani Indonesia Harus Berjiwa Wirausaha
PETANI INDONESIA HARUS BERJIWA PENGUSAHA.
Wayan Supadno.
Sering kali saya miris ngenes memilukan hanya karena ucapan Bp Soekam Purwadi Pimpinan Pasar Induk Modern yang punya 5 cabang di kota besar Indonesia. Pesannya ;
” Jika bertani awali survei pasar dulu, agar tidak terus terjadi pembuangan sayur dan buah hasil petani kita jadi sampah, untuk 1 cabang Paskomnas Tanah Tinggi Tangerang saja minimal 70 ton/harinya. Itu akibat tidak laku di pasar.”
Begitu juga Mas Jimmy pengolah Jeruk Lemon yang hampir busuk karena tidak jadi laku lalu dijadikan minumam kemasan siap saji. Menyelamatkan agar tidak mubazir jadi sampah. Walaupun konsekuensinya harga jadi murah. Maksud tujuannya agar produknya bisa kompetitif dibandingkan barang impor yang kita tahu murah meriah dan konsisten kontinu bisa suplai dalam kualitas maupun kuantitas kesepakatannya.
Sebaliknya di lapangan kadang kita jumpai ada buah naga, cabe dan tomat dibuang ke sungai akibat harganya terlalu murah dampak dari tidak tahu pasarnya atau proses olahan lanjutannya. Tapi kadang juga cabe harganya hingga Rp 200.000/kg memicu naiknya inflasi akibat minimnya jumlah panenan petani kita. Semua terjadi karena lalai analisa pasarnya pada pra investasi. Karena kurang berjiwa pengusaha.
Ciri – ciri calon petani pengusaha ;
1. Masa anak – anak kalau ada bola mainan jatuh di kolong meja tempat tidur slalu improvisasi mencari gala pengait. Bukan menangis menyalahkan dan merengek minta bantuan ke pihak lain.
2. Masa remaja slalu membekali diri mencari ilmu dan berlatih untuk survival agar mampu adaptasi produktif dengan segala kondisi.. Bukan slalu berharap dapat warisan harta banyak.
3. Masa dewasa slalu kreatif inovatif agar makin kompetitif. Bukan slalu berharap secara emosional tergantung terhadap progja bansos/subsidi dari pemerintah.
Tanda – tandanya terpercaya, minimal karena ;
1. Karakternya.
2. Kapasitas pola pikirnya.
3. Koneksitas jaringan.
4. Kondisi prima.
Semoga bermanfaat..
Salam Kreatif Inovatif
